Ibukota Kabupaten Sukamara terletak di Sukamara. Wilayah administrasi Kabupaten Sukamara terbagi menjadi 5 kecamatan yang terdiri dari 29 desa dan 3 kelurahan. Kecamatan yang memiliki luas wilayah terbesar adalah Kecamatan Sukamara yaitu seluas 1.028 km2 (26,86% dari total luas wilayah Kabupaten Sukamara). Sedangkan kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Balai Riam yaitu seluas 539 km2 (14,08% dari luas wilayah Kabupaten Sukamara).

Luas Daerah dan Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan
di Kabupaten Sukamara Tahun 2018

No. Kecamatan/
Sub-District
Luas Daerah/
Area
(km2)
Persentase Luas
Kecamatan/
Percentage of
Sub-District
Area
Jumlah Desa/
Kelurahan/
Number of Villages/
Urban Villages
1 Jelai 796 20,80 4 desa dan
1 kelurahan/
4 villages
and 1 urban village
2 Pantai Lunci 804 21,01 4 desa/4 villages
3 Sukamara 1.028 26,86 6 desa dan
2 kelurahan/
6 villages
and 2 urban villages
4 Balai Riam 539 14,08 8 desa/8 villages
5 Permata Kecubung 660 17,25 7 desa/7 villages

TOPOGRAFI

Klik gambar untuk memperbesar

Kabupaten Sukamara memiliki topografi bervariasi yang membujur secara vertikal dari Selatan ke Utara. Wilayah Kabupaten Sukamara bagian Selatan yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa melebar dari arah Timur ke Barat meliputi kawasan pantai dan dataran rendah yang bersifat datar, melandai dari selatan ke tengah dengan kemiringan 0 – 1% terletak antara 0 – 4 m dari permukaan laut. Sedangkan wilayah bagian sebelah Barat dan Utara merupakan daerah daratan dengan ketinggian antara 7 – 100 m dari atas permukaan laut.

Kecamatan Jelai dan Kecamatan Pantai Lunci termasuk kedalam daerah dataran rendah, sedangkan kecamatan lainnya yang meliputi Kecamatan Sukamara, Kecamatan Balai Riam, dan Kecamatan Permata Kecubung termasuk kedalam daerah dataran berombak dan perbukitan.

HIDROLOGI

Pola sungai di Kabupaten Sukamara umumnya adalah pola dendritik, dimana salah satu sifat utamanya adalah apabila terjadi hujan merata di seluruh daerah aliran sungai, maka puncak banjirnya akan demikian tinggi hingga mempunyai potensi besar untuk menggenangi daerah yang ada di sekitar aliran sungai, khususnya di bagian hilir sungai. Sungai utama di Kabupaten Sukamara ada 2 yaitu Sungai Jelai dan Sungai Mapam. Sungai Jelai mempunyai panjang 209,22 km yang melintasi Kecamatan Jelai dan Kecamatan Sukamara (Kuala Jelai, Pulau Nibung, Padang). Sungai Jelai terdiri lebih dari 40 anak sungai. Sungai Mapam mempunyai panjang 120,70 km yang melintasi Kecamatan Sukamara (Aia Dua, Balai Riam, Jihing, Petarikan).

Potensi air tanah di Kabupaten Sukamara dibagi 3 zona, yaitu potensi air tanah sangat tinggi, potensi air tanah tinggi, dan potensi air tanah rendah. Potensi air tanah sangat tinggi, umumnya terletak pada daerah sepanjang sungai besar yaitu Sungai Jelai. Potensi air yang besar ini terletak dari bantaran sungai sampai beberapa kilometer dari bantaran sungai kebagian Barat dan Timur. Potensi air tanah tinggi terdapat setelah daerah potensi air tanah sangat tinggi menuju potensi air tanah rendah. Potensi air tanah rendah merupakan daerah yang agak menjauhi sungai-sungai besar atau diantara dua sungai dan dataran selatan dari Pegunungan Schwarner.

KLIMATOLOGI

Suhu rata-rata di Kabupaten Sukamara pada tahun 2015 sebesar 26,6°C, dengan suhu minimum pada 19,8°C dan suhu maksimum pada 32,1°C. Suhu minimum terjadi pada bulan September, sedangkan suhu maksimum terjadi pada bulan Oktober. Kelembaban di Kabupaten Sukamara pada tahun 2014 berada di antara 83 – 92 %, dengan rata-rata 87,85%.

Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dan curah hujan terendah terjadi pada bulan September. Sedangkan jumlah hari hujan terjadi antara 4 s.d 27 hari setiap bulannya. Besarnya curah hujan berkisar antara 16 – 487 mm per tahun, sedangkan lamanya penyinaran matahari berkisar antara 47 – 80 % per tahun.

GEOLOGI

Pesisir Kabupaten Sukamara termasuk dalam satuan dataran rendah Kalimantan Tengah (Central Kalimantan Lowland) (RePPProT, 1987). Elevasi antara 0 – 25 m di atas permukaan laut, kemiringan lereng 0 – 8 %. Batuan penyusun dominan adalah endapan-endapan alluvium dan rawa. Litologi yang berada di wilayah pesisir Kabupaten Sukamara terdiri dari endapan alluvial dan rawa (Qa dan Qs) yang tersebar di sepanjang pantai Kabupaten Sukamara.

Proses geologi yang terdapat di Kabupaten Sukamara adalah sedimentasi atau pengendapan, yang dapat terlihat jelas pada citra satelit, sehingga akhirnya mengakibatkan garis pantai bertambah terutama pada delta-delta sungai. Hal ini juga ditandai oleh adanya perubahan pematang pantai yang makin bertambah ke arah hutan, yang terdapat di sepanjang pantai terutama di sekitar muara Sungai Jelai. Intrusi air asin terutama pada morfologi dataran mulai terdapat di Kelurahan Kuala Jelai.

Satuan geologi lingkungan merupakan perpaduan dari parameter struktur, litologi, morfologi dan proses geologi yang terjadi di sekitar pesisir. Satuan geologi lingkungan pesisir Kabupaten Sukamara adalah dataran, endapan aluvial dan rawa. Karakteristik garis pantai terdiri dari pantai berpasir, kuarsa (silika), lanau dan secara lokal di tempat endapan lumpur rawa, proses sedimentasi terdapat di sekitar muara Sungai Jelai.

DEMOGRAFI

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, selama tahun 2012 hingga tahun 2017 jumlah penduduk Kabupaten Sukamara terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 penduduknya berjumlah 47.073 jiwa, tahun 2013 berjumlah 51.100 jiwa, tahun 2014 berjumlah 51.190 jiwa, tahun 2015 berjumlah 55.321 jiwa, dan pada tahun 2017 mencapai 59.775 jiwa.

Jumlah penduduk Kabupaten Sukamara pada tahun 2017 sebanyak 59.775 jiwa terdiri dari perempuan 28.002 jiwa dan laki-laki 31.773 jiwa, dengan kepadatan penduduk sebanyak 16 orang per km. Kecamatan Sukamara merupakan kecamatan dengan penduduk terbanyak, yaitu 27.264 jiwa.

Sex Ratio merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. Sex Ratio Kabupaten Sukamara pada tahun 2017 sebesar 1,13. Dependency Ratio Kabupaten Sukamara pada tahun 2017 sebesar 39. Hal ini menggambarkan dalam 100 orang usia produktif harus menanggung 39 orang usia non produktif.

EKONOMI

Indikator umum yang digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah dengan melihat perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah yang bersangkutan.
Pertumbuhan ekonomi regional berhubungan erat dengan sektor-sektor yang membentuknya. Artinya, sektor mana saja yang memberikan kontribusi lebih terhadap perekonomian, dan sektor mana saja yang
kontribusinya masih kurang sehingga memerlukan perhatian lebih.

Selama kurun waktu 2013 – 2017, nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten Sukamara mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 nilai PDRB ADHB tercatat sebesar 2.336 milyar rupiah dan pada tahun 2017 mencapai 3.572 milyar rupiah. Artinya, PDRB ADHB Kabupaten Sukamara mengalami peningkatan sebesar 1.236 milyar rupiah selama kurun waktu 5 (lima) tahun. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir struktur perekonomian masyarakat Sukamara masih didominasi oleh kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan.

Besarnya sumbangan kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan terhadap PDRB Kabupaten Sukamara menunjukkan ekonomi Kabupaten Sukamara masih bergantung pada sumber daya alam (resource base).
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sukamara dari tahun 2013 sampai tahun 2015 mengalami penurunan dari 6,44% pada tahun 2013 menjadi 6,01% pada tahun 2015, sedangkan pada tahun 2016 naik menjadi 6,18% dan di tahun 2017 kembali mengalami kenaikan menjadi 6,27%. Perlambatan ekonomi pada tahun 2015 utamanya disebabkan melambatnya pertumbuhan ekonomi pada kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan dan kategori industri pengolahan, dimana kedua kategori ini merupakan penyumbang terbesar dalam perekonomian Kabupaten Sukamara. Pada tahun 2017, pertumbuhan ekonomi tertinggi Kabupaten Sukamara dicapai oleh kategori industri pengolahan sebesar 7,88%, sedangkan pertumbuhan terendah yaitu kategori pertambangan dan penggalian sebesar 3,72%.